Halaman

Jumat, 25 April 2014

Sukses Akademik, Sukses Bakat dan Sukses Spiritual

Apakah anak Anda termasuk:
  • berprestasi disekolah?
  • tak antusias sekolah?
  • malas belajar?
  • punya hobi/bakat yang menonjol?
  • nakal (suka melanggar aturan)?
Sebaiknya Anda membaca artikel ini. Semoga bermanfaat!


A. Sukses Akademik

Bagaimana prestasi sekolah anak Anda?

Jawabannya, paling tidak ada tiga pilihan:
(1) Bagus/juara 10 besar,
(2) Normal/rata-rata, dan
(3) Gagal/di bawah normal.

Anda dapat memilih jawaban tersebut dengan tepat dan mudah berdasarkan nilai-nilai ulangan, rapor atau ujiannya. Berdasarkan nilai-nilai akademik itu pula para guru atau dosen umumnya dapat memutuskan seorang anak itu lulus atau tidak.

Anak yang tidak lulus sekolah bisa dikatakan sebagaianak gagal secara akademik. Adapun anak yang lulus (minimal hingga jenjang S1) bisa dibilang anak sukses secara akademik. Apalagi dengan ijazah dan bidang keilmuan yang diraihnya di waktu kuliah, ia bisa bekerja dengan prestasi bagus dan kariernya meningkat terus.
Orang-orang yang sukses akademik hingga sukses menekuni pekerjaan sesuai dengan bidang keilmuan akademiknya cukup banyak. Misalnya Prof. BJ Habibie (pakar pesawat dirgantara), Dr. Sri Mulyani (ekonom), Prof. Arief Rachman Hakim (pakar pendidikan), Prof. Yohanes Surya (pakar fisika dan matematika), dan semua dosen di berbagai perguruan tinggi bisa dikatakan orang-orang sukses secara akademik.

Lalu, kemanakah anak-anak yang gagal akademik itu?


B. Sukses Bakat

Seseorang yang termasuk Sukses Akademik pada hakikatnya ia juga sukses secara bakat. Karena, di bidang akademik itulah sebenarnya potensi, talenta atau bakatnya. Hanya saja, yang dimaksud Sukses Bakat di sini adalah sukses seseorang dalam menekuni bakatnya terutama di luar bidang akademiknya.

Memangnya ada?
Bahkan cukup banyak orang yang termasuk sukses bakat.Sebut saja Muhammad Ali (petinju legendaris), Susi Susanti (juara bulu tangkis olimpiade Barcelona), Chris John (petinju), Tukul  Arwana (komedian), Agnes Monica (penyanyi), Adi Bing Slamet (artis), Hee Ah Lee (pianis), Sylvester Stallone (artis), Thomas Edison (pendiri General Electric), Henry Ford (pendiri Ford Motor Co), Bill Gates (pendiri Microsoft), dan Steve Jobs (pendiri Apple Computer). Mereka hanyalah sebagian kecil orang yang termasuk tidak sukses akademik, tapi dengan minat dan bakatnya mereka telah berkarya dengan prestasi luar biasa.
Di samping itu, ada pula orang-orang termasuk Sukses Akademik sekaligus Sukses Bakat. Orang-orang yang termasuk kedua sukses tersebut adalah Andrea Hirata (novelis sukses dan berkarier di bidang akademiknya), Tompi (penyanyi sekaligus seorang dokter), Lula Kamal (artis sekaligus dokter), dan lain-lainnya.

Dengan demikian, jangan khawatir berlebihan bila Anda memiliki anak atau saudara yang gagal akademik. Bahkan, termasuk anak autis ataupun idiot sekalipun. Percayalah, tidak ada ciptaan Tuhan yang gagal produksi atau sia-sia. Insya Allah masih ada potensi/bakat yang bisa dikembangkan untuk sukses.
Hee Ah Lee (Korsel,9 Juli 1985), hanyalah seorang gadis cacat dengan IQ di bawah rata-rata. Tangan kanan dan kirinya masing-masing cuma ada dua jari. Sedangkan kakinya hanya sampai ke lutut. Bayangan kita, apa yang bisa dikerjakan oleh anak gadis tersebut, tentu saja tidak banyak, dan bahkan akan banyak tergantung –minta tolong—kepada orang lain. Tapi, tahukah Anda, apa prestasinya?
Berkat ibunya yang sabar dan ulet melatih Hee Ah Lee bermain piano, maka gadis yang hanya memiliki 4 (empat) jari tangan ini pada usia 13 tahun sudah mahir bermain piano. Dengan kemahirannya itu pula, ia telah melanglang buana, dan bermain piano di pentas-pentas musik dunia. Hebat, bukan?

C. Sukses Spiritual

Sukses Akademik ataupun Sukses Bakat akan melahirkan generasi profesional. Orang profesional setidak-tidaknya memiliki tiga kompetensi, yaitu keahlian/keterampilan (kafa’ah), etos kerja (himmah ) dan amanah (jujur dan bertanggung jawab). Ketiga kompetensi tersebut terlahir dari langkah pengembangan potensi yang tepat, dalam proses pembelajaran yang relatif panjang, dengan tempaan berbagai kesulitan dan tantangan, berbagai pengalaman keberhasilan dan kegagalan, serta penuh dengan komitmen.
Pencapaian Sukses Akademik dan Sukses Bakat memang terbilang tidak mudah. Namun, hasil atau timbal balik dari pencapaian itu juga besar manfaatnya. Orang-orang yang sukses –yang telah disebutkan tadi, misalnya—nampak jelas kehidupannya lebih baik, daripada orang-orang yang sepadan dengan mereka tapi tidak sukses (akademik dan bakat). Kesuksesan mereka juga bermanfaat bagi banyak orang,menginspirasi, dan memotivasi.
Akan tetapi, tidak selamanya Sukses Akademik dan Sukses Bakat membawa kehidupan yang lebih baik. Kesuksesan-kesuksesan tersebut memang telah mendatangkan banyak harta, penghargaan dan penghormatan. Di balik itu semua, terdapat potensi-potensi yang mendorong seseorang berbuat menyimpang (anomali) dari kehidupan yang benar. Setelah survive (tercukupi kebutuhan pokok), mereka menjadi mabuk kepayang, lalai dan melakukan sesuatu yang sia-sia dan bahkan terjerumus ke lembah nista. Tidak sedikit orang yang sukses akhirnya menyalahgunakan profesi atau jabatannya (penipuan dan korupsi, misalnya). Ada juga yang menghambur-hamburkan hartanya di meja perjudian, atau untuk mencari pelarian dan kesenangan lain seperti melakukan pergaulan (seks) bebas dan mengonsumsi narkoba hingga over dosis (bunuh diri?).
Whitney Houston, Amy Winehouse, MarilynMonroe, Michael Jackson, Jim Hendrix, Anna Nicole Smith, dan Elvis Presley adalah selebriti dunia yang meninggal secara tragis dan diduga karena over dosis minuman beralkohol dan obat-obatan. Karier mereka yang sensasional dan berakhir dengan narkoba sungguh disayangkan oleh para penggemarnya.
Begitu pula para pesepak bola dunia ternyata banyak juga yang kesandung masalah narkoba sehingga ada yang dihukum penjara, denda, dan berakhir profesinya (tidak boleh bermain di medan laga). Sebut saja seperti Diego Maradona (pemain legendaris Argentina), Mark Bosnich (kiper Chelsea dari Australia), Jonathan Bachini (pemain Brescia), dan Adrian mutu (pemain Chelsea).
Oleh karena itu, Sukses Akademik dan Sukses Bakat saja tidak cukup. Anak-anak kita juga harus Sukses Spiritual, agar kelak mereka dapat meraih kebahagiaan hidup yang hakiki. Pembelajaran Sukses Spiritual yang dimaksud di sini bukan sekadar membentuk pola jiwa (nafsiyah) anak sehingga mereka tekun beribadah dan berakhlak mulia semata. Selain itu, pola pikir anak juga diarahkan kepada profil pola pikir spiritual (aqliyah Islamiyah). Dengan demikian, potensi (akademik dan bakat) anak akan berkembang terarah dan lebih optimal untuk meraih kesuksesan yang hakiki, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta bahagia di dunia dan akhirat.
Lalu, bagaimanakah model pembelajaran yang tepat agar anak Sukses Akademik, Sukses Bakat, dan Sukses Spiritual?
Bagaimanakah cara mengenali atau menggali bakat, minat dan potensi anak yang efektif?
Insya Allah, kita akan diskusikan di waktu mendatang!

2 komentar:

  1. yang judi slot online online terpercaya - xn - xn - nx20202092859
    yang judi slot online 제왕 카지노 terpercaya. Slot Online terpercaya. Slot Online terbaik dengan jackpot terbesar dan febcasino diyarik dari berbagai 메리트카지노총판

    BalasHapus